Galau Akhir Bulan
September 2013 sebentar lagi berakhir. Jika ditilik ke
belakang, akan banyak peristiwa yang patut diingat dalam bulan ini. Kuliah
perdana, ulang tahun ke 84 PSIM Yogyakarta, makrab Pendidikan Ekonomi 2013,
Karnaval Budaya menyambut HUT Yogyakarta ke 257 adalah beberapa peristiwa yang
belum bisa terlupakan dari ingatan. Oktober harus disambut dengan penuh
semangat. Namun akhir bulan ini ditutup dengan rasa galau, rasa gundah gulana,
bermuram durja. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan karena sepakbola.
Semalam menjadi malam yang tidak menyenangkan. Dua klub
idola saya Manchester United dan Real Madrid harus tumbang di kandang mereka
sendiri. Manchester United kalah dari WBA 1-2, sedangkan Real Madrid takluk
dari tetangga sekota Atletico Madrid dengan skor 0-1. Rasa sedih, perih, terus
saja bergelayut di pikiran. Yah, beginilah kalau terlalu mencintai sepakbola.
Musim ini baik MU maupun El Real sama-sama mengalami
pergantian pelatih. MU sudah tidak lagi ditangani oleh Opa Fergie yang
memutuskan pensiun dan menikmati hari tua. Penggantinya adalah David Moyes,
pria asal Skotlandia yang 11 tahun berkinerja bersama Everton dan belum pernah
meraih gelar apapun bersama klub asal Marseyside tersebut.
Penampilan MU bersama Moyes bak roller coaster, naik turun
dan tidak stabil. laga pramusim diwarnai dengan kekalahan dari Thailand All
Star 1-0. Menginjak laga resmi di Community Shield, Moyes berhasil membawa anak
asuhnya meraih gelar setelah di laga tersebut menumbangkan Wigan dengan skor
2-0. Penampilan perdana di BPL juga dilalui dengan baik ketika Swansea harus
menyerah kepada United dengan skor 1-4.
Di pekan kedua, giliran Chelsea dijamu di kandang. Skor kacamata
mengakhiri duel tersebut. Pekan berikutnya, MU bertemu dengan Liverpool. Sebuah
gol dari Daniel Sturridge membuat MU meninggalkan Anfield dengan tangan kosong.
Penampilan United membaik di pekan 4 setelah mengalahkan Crystal Palace 2-0 dan
di UCL mengandaskan perlawanan Bayern Leverkusen dengan skor 4-2. Namun hal
tersebut tidak berlangsung lama, dalam Derby manchester MU harus rela
dipecundangi tetangganya dengan skor yang cukup mencolok, 1-4.
Sempat mengalahkan Liverpool pada piala FA di laga tengah
pekan, Tadi malam MU justru keok di tangan West Bromwich yang notabene
kualitasnya di bawah MU. Kapasitas Moyes untuk menangani MU kembali
dipertanyakan. Kini MU masih terseok-seok di papan tengah klasemen BPL dengan
koleksi 7 angka.
Situasi di Real Madrid nampaknya jauh lebih baik, tapi tetap
saja mengkhawatirkan. Ketika tampuk kepemimpinan dipegang Carlo Ancelotti yang
menggantikan Papi Mourinho, harapan akan La Decima kembali dilambungkan. Saya sempat
yakin dengan kedashsyatan skuad El Real (Baca:Musim Baru,Semangat Baru). Namun setelah
Mesut Ozil dijual, keyakinan saya kembali memudar.
Saat ini Madrid bak kehilangan sosok pengumpan ulung yang
ada pada diri Ozil. Hal itu terbukti dari 3 laga terakhir di La Liga. Ketika melawan
Getefe yang berkesudahan 4-1, hanya 1 gol yang ada unsur assistnya. Sat bertemu
El Che tengah pekan lalu, 2 gol Real tercipta melalui bola mati. Puncaknya tadi
malam, dari 20 tendangan yang dilepas ke punggawa El Real tak ada satupun yang
memenuhi sasaran. Permainan Los Blancos saat ini banyak diwarnai dengan
umpan-umpan silang. Tadi malam, Madrid melakukan krossing sebanyak 22 kali dan
mencatatkan umpan panjang sebanyak 82 kali.
Apabila hal tersebut tidak dibenahi, bukan hal yang mustahil
apabila Los Blancos bisa kesulitan musim ini. Melawan Atletico saja kalah,
apalagi menatap Barcelona. Belum lagi impian La Decima bisa buyar jika
permainan Madrid terus seperti ini.
Akhir kata, selamat tinggal September. Semoga saja di bulan
Oktober permainan kedua tim idola saya mengalami peningkatan, agar tidak bikin
pening para penggemarnya...
Selesai sudah...
Aku cinta padamu cyuus
Komentar
Posting Komentar