Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

BANGUN PEMUDA INDONESIA !!!

Mentari pagi sudah membumbung tinggi Bangunlah putra-putri Ibu Pertiwi Mari mandi dan gosok gigi Setelah itu kita berjanji Tadi pagi esok hari atau lusa nanti Teks diatas adalah sepenggal lirik lagu dari Iwan Fals dalam lagunya yang berjudul ''Bangunlah Putra Putri Pertiwi''. Para pemuda harus bangun dari tidur panjangnya. Tidur panjang yang membuat mereka terbuai mimpi-mimpi indah. Terlelap dalam buaian dunia yang membuat mereka lupa akan negeri yang saat ini membutuhkan mereka. Sejarah mencatat dengan tinta emas, Pemuda kita mampu mempelopori perubahan di negeri ini. Mulai tahun 1908 ketika para pemuda yang yang bersekolah di STOVIA mendirikan organisasi Budi Utomo. Organisasi tersebut dianggap sebagai organisasi pertama yang bersifat nasional dan hari lahir Budi Utomo ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Lanjut ke tahun 1928, 1945, 1966, sampai dengan tahun 1998. Di tahun 1998 para pemuda berkumpul dan bersatu untuk melengserkan presi

SOSIAL. IS. ME

Gambar
Tulisan ini bukan dibuat untuk mendiskreditkan pihak tertentu. Namun tulisan ini dibuat untuk menggugat " vonis " dari sebagian orang yang men"stempel" IPA lebih baik dari IPS. Kenapa??? Karena IPA dan IPS tidak ada yang lebih tinggi. Posisi mereka adalah sederajat (nek bahasa sosiologine DIFERENSIASI). Kedua jurusan itu diciptakan untuk saling melengkapi. Tapi, kenapa kami memilih jurusan IPS. begini ceritanya... Selain karena kahanan, milih IPS juga sudah dipertimbangkan dengan masak-masak. Ketika menyelesaikan kelas 10 dengan penuh lika-liku, saya akhirnya mendarat dengan hormat di kelas IPS. Saya menyadari bahwa utek saya ra nyandak nek mlebu kelas IPA. Saya sangat asing dengan teori Dalton lah, Teori Boyle, atau Hukum Newton. Bahkan teman saya menganggap buku-buku Fisika adalah buku yang laknat. Mbuh maksude opo? Selama kelas 10, remidi pelajaran yang berbau IPA bukan hal yang asing bagi saya. Saking seringnya nganti disebut "panitia remidi". Kalau ki

Khadafi oh Khadafi...

Jam menunjukkan pukul 18.00 ketika saya menyalakan tipi. Channel pun segera saya arahkan ke Metro TV . Terkejut bercampur tidak percaya kok ndengaren Metro TV nyiarke berita kematian Khadafi, padahal kan biasane berita Metro TV tentang darurat Sea Games, Pemerintahan SBY-Boediono, nek ra malah Resuffhle kabinet. Jebul Pak Khadafi meninggal beneran. Tapi, menurut saya ada sesuatu yang dilanggar pada proses kematian Khadafi. Apa yang dilanggar ??? Yakni hukum perang alias hukum humaniter internasional. Bahasa Inggrise yaiku Laws of War . Dalam hukum humaniter yang instrumennya adalah Konvensi Jenewa disebutkan bahwa orang yang tertangkap dalam perang ataupun sudah menyerah dilarang untuk dibunuh. Dalam kasus Khadafi, Khadafi sudah menyerah, tapi kok tega-teganya pasukan NTC memukuli, menendang, menjambak Khadafi dan yang terakhir menembaknya sampai akhirnya Khadafi berpulang ke rahmatullah. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini diagung-agungkan neg

Jangka Jayabaya dan Relevansinya di Masa Kini

Mengapa saya tertarik menulis ini??? karena Jangka Jayabaya saya anggap relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Di tulisan ini akan saya tulis beberapa ramalan Jayabaya yang cocok dengan kondisi Indonesia. Tapi sebelumnya , mari kita kenalan dulu dengan Jangka Jayabaya. Jangka Jayabaya dipercayai ditulis oleh Prabu Jayabaya, raja kerajaan Kediri yang memerintah pada tahun 1135-1157. sang prabu menulis ramalan mengenai tanah Jawa dari jaman Ajisaka sampai kiamat. oke, cukup perkenalannya. Langsung saja saya akan mengambil beberapa isi Jangka Jayabaya. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara. hal ini pasti sedang terjadi di Indonesia. masyarakat kita lebih memilih berbelanja di pasar modern daripada pasar tradisional. Pasar tradisional menjadi sepi dan semakin kehilangan gaungnya. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit --- Banyak orang hanya mementingkan uang. Apakah hal ini sedang terjadi di Indonesia? jawabannya adalah betul sekali. Hal ini terlihat dari maraknya perilaku k

Carut Marut Kompetisi PSSI

Mungkin sudah menjadi hal yang umum di Indonesia bila ada pergantian pengurus organisasi pasti akan terjadi pula pergantian kebijakan . Hal itu pula yang terjadi pada PSSI . Setelah pergantian pucuk pimpinan dari Nurdin Halid ke Djohar Arifin Husin pada kongres PSSI Juli 2011 Solo, pengurus PSSI yang baru mulai membuat kebijakan yang berbeda pula pada kebijakan di era Nurdin Halid . Berikut ini sejumlah kebijakan PSSI yang baru yang menimbulkan masalah , terutama pada bidang kompetisi . Perubahan jumlah peserta kompetisi. Menurut kongres PSSI yang diadakan di Bali, jumlah peserta kompetisi divisi teratas hanya 18 klub. tetapi PSSI menetapkan jumlah peserta kompetisi adalah 24 klub. Hal tersebut sangat bertentangan dengan statuta PSSI. Sebanyak 14 klub terang-terangan menolak jumlah peserta yang terlalu gemuk tersebut dengan alasan akan menambah biaya dan mengorbankan pemain. Mereka juga mengancam membentuk kompetisi sendiri. Jadwa

Mendukung Pulau Komodo

Gambar
Komodo adalah satu-satunya peninggalan purbakala yang masih hidup. Istimewanya lagi, komodo hanya dapat dijumpai di Taman Nasional Komodo yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hal itulah yang membuat pemerintah Indonesia mengikutsertakan komodo untuk menjadi New 7 Wonders Of Nature. Berikut ini ada ulasan sedikit tentang komodo. 1. Asal usul Komodo Meski habitat aslinya di NTT, penelitian ahli pada tahun 2009 menyimpulkan, Komodo ternyata bukan hewan asli Indonesia. Ahli palaeontologi dan arkeologi dari Australia, Malaysia, dan Indonesia membuktikan tulang Komodo sama dengan tiga fosil hewan yang ditemukan di Queensland. Itu memperkuat teori bahwa Australia adalah tempat evolusi Komodo. Fosil yang ditemukan di Queensland menunjukan bahwa Komodo berasal dari Australia empat juta tahun yang lalu dan bertahan kira-kira hingga 300.000 tahun lalu. Para peneliti juga menemukan bahwa Komodo menyebar ke sejumlah wilayah, kemudian sampai di Pulau Flores sekitar 900.000 tahun l

Persiapan PSIM menghadapi kompetisi PSSI

Setelah mengakhiri kompetisi 2010/2011 dengan finish di urutan 5, PSIM segera mempersiapkan diri untuk menghadapi kompetisi musim selanjutnya . Boleh dikatakan persiapan PSIM memang agak terlambat dibanding klub - klub lain. Tetapi , manajemen PSIM bertindak cepat untuk memenuhi segala aspek yang dipersyaratkan oleh PSSI . Kelima aspek tersebut adalah legal, keuangan , infrastuktur , SDM , dan suporting . Di aspek legal, PSIM telah membentuk badan hukum yang bernama PT PSIM JOGJA . PT inilah yang akan mengelola PSIM setelah beberapa waktu mendapat kucuran dana APBD . Aspek keuangan sepertinya juga bukan masalah bagi PSIM . PT PSIM JOGJA melakukan joint venture dengan investor untuk mendirikan PT Nirwana Persada Indonesia. PT tersebut akan mencarikan dana untuk PSIM . Untuk aspek infrastruktur PSIM juga telah memiliki stadion Mandala Krida . Stadion berkapasitas 25 ribu penonton tersebut siap digun