Khadafi oh Khadafi...

Jam menunjukkan pukul 18.00 ketika saya menyalakan tipi. Channel pun segera saya arahkan ke Metro TV . Terkejut bercampur tidak percaya kok ndengaren Metro TV nyiarke berita kematian Khadafi, padahal kan biasane berita Metro TV tentang darurat Sea Games, Pemerintahan SBY-Boediono, nek ra malah Resuffhle kabinet. Jebul Pak Khadafi meninggal beneran.

Tapi, menurut saya ada sesuatu yang dilanggar pada proses kematian Khadafi. Apa yang dilanggar ??? Yakni hukum perang alias hukum humaniter internasional. Bahasa Inggrise yaiku Laws of War. Dalam hukum humaniter yang instrumennya adalah Konvensi Jenewa disebutkan bahwa orang yang tertangkap dalam perang ataupun sudah menyerah dilarang untuk dibunuh. Dalam kasus Khadafi, Khadafi sudah menyerah, tapi kok tega-teganya pasukan NTC memukuli, menendang, menjambak Khadafi dan yang terakhir menembaknya sampai akhirnya Khadafi berpulang ke rahmatullah. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini diagung-agungkan negara-negara Barat pendukung NTC. NTC tidak boleh membunuh Khadafi. Jika mereka dendam pada kelakuan Khadafi di masa lalu seret saja Khadafi ke Mahkamah Internasional untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.

Yah, Begitulah nasib Khadafi. Menjadi pemimpin di sebuah negeri kaya minyak selama 42 tahun, tetapi meninggal di tangan rakyatnya sendiri. Khadafi adalah pemimpin yang unik,nyentrik, namun berani menghadapi tekanan dari negara-negara Barat. Ia dengan tegas menyebut dewan keamanan PBB adalah Dewan Teror. Khadafi juga mendukung berdirinya negara Palestina yang merdeka. Di Indonesia, Khadafi mendirikan Qadafi Islamic Center sebagai pusat kajian Islam.

Kematian Khadafi memang menuliskan sejarah baru bagi rakyat Libya. Tetapi, rakyat Libya kini memiliki tugas baru yakni memilih pengganti Khadafi. Jangan sampai Libya bernasib sama seperti Irak yang dilanda perang saudara sepeninggal kematian presiden Saddam Husein. Dan yang terpenting Libya tidak di-intervensi oleh kekuatan-kekuatan asing yang ingin mengambil sumber daya mereka.

Yang jelas Bung Karno pernah berkata
“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……”
(roda ra sangkut yo ben)

Septian menulis esai
Selesai...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas