Menggenang Kenangan Pektra (Bag 2)


Soedah setahoen berlaloe saat Pektra kedoea diikuti oleh kawan2. Setahoen tentoe boekan waktoe jang singkat. Wadjah2 bingoeng khas semester satoe hilang. Mereka nampak lebih jakin dengan kegiatan perkoeliahan. Soedah terbiasa dengan proses pengisian KRS, soedah akrab dengan IPK, dan tidak tjanggoeng lagi ketika perwalian dengan pembimbing akademik.

Bangkoe koeliah djuga dianggap koerang menantang. Mereka mentjoba dengan kesiboekan di loear. Sekadar mengisi waktoe loeang, bisa djuga oentoek tjari pengalaman. Beberapa organisasi diikoeti, berbagai kepanitiaan dimasoeki. Ketika koeliah berakhir, masing2 akan keloear dengan setoempoek persoalan organisasi masing2.

Seperti biasa, waktoe akan berdjalan sangat tjepat. Hingga akhirnja kita berdjumpa lagi dalam atjara pektra. Namoen sebeloemnja, ada satoe momen lagi jang perlu diingat kawan2 kelas.

3 Oktober 2014.

Sedjatinja, peringatan berlangsoeng pada tanggal 2 Oktober. Masjarakat mengenalnja dengan Hari Batik. 2 Oktober, ketika UNESCO mendjadikan batik sebagai warisan doenia. Karena ikoet bangga dengan batik, kawan2 sekelas djoega tergerak untuk menggoenakan batik.  Tapi, karena 2 Oktober djatoeh pada hari Kamis, dan ingat bahwa pada hari terseboet ada 3 golongan mahasiswa. Golongan pertama adalah mereka jang koeliah 2 sks sadja pada hari itoe. Koeliah Manadjemen UMKM dan Koperasi. Golongan kedoea, mereka jang mengambil 4 sks, tambahannya adalah Etika Profesi Kegoeroean di sore harinja. Dan golongan terachir, kawan2 jang tidak kuliah karena zonder sks pada hari Kamis. Hari Kamis soesah untuk mengoempoelkan sekelas, djadi pakai batik bareng2nja dipindah pada hari selandjoetnja.

Seoesai koeliah PKN. Koempoelan manoesia berbatik terseboet segera mentjari tempat jang pas oentoek berfoto bersama. Jang namanja momen memang haroes diabadikan supaja di masa depan tidak terlupa dan dapat dikenang. Setelah mendapat posisi, mereka langsoeng djeprat djepret dalam berbagai pose. Hasilnja bisa diihat pada latar akoen fb mereka.

Hari berganti hari, minggoe berganti minggoe. Atjara Pektra menjapa mereka oentoek kedoea kalinja. Saat atjara, memang ada beberapa kawan jang tidak bisa hadir. Moengkin karena hari H bertepatan dengan 1 Soera. Dalam adat djawa, pada saat 1 Soera kita dilarang oentoek melakoekan atjara jang sifatnja meriahdan berpergian. Biasanja orang djawa akan melaloeinja dengan intropeksi, menepi sedjenak dari hingar bingar kehidoepan doeniawi.

Dalam lomba terseboet, kelas ini memang koerang berprestasi. Bakiak gagal, estafet kalah, tarik tambang djoega tidak berhasil mendjadi jang pertama. Oesia semakin toea memboeat kami kalah bila ketemoe kontestan jang lebih moeda. Ndak masalah, karena jang ditjari dari atjara seperti ini adalah kebersamaan. Kebersamaan adalah barang mewah di tengah siboeknya kegiatan koeliah, penatnja berkarja di ormawa, dan roemitnja hoeboengan dengan patjar. Eh, jang terachir diabaikan sadja ja. Ndak terlaloe relevan. Hehehe.

Sebagai seksi menggenang kenangan, toegas saja tidak hanja soal poedja poedji dan pentjapaian jang telah dilakoekan kelas ini. Saja haroes mengurangi agar gelas kenangan tidak terlaloe penoeh dan nantinja malah toempah. Ada beberapa hal jang beloem bisa terwoedjoed di semester 2 dan 3. Pembahasan soal djaket jang kini entah kemana, ataoepun rentjana piknik jang mengoeap seperti kapoer baroes. Djangan loepa poela, kas kelas jang seperti hati djomblo, menoenggoe oentoek diisi. Entah kapan nanti akan terisi, hanja waktoe jang bisa mendjawabnja.

Moengkin itoelah menggenang kenangan tahoen kedoea pektra. Anggota kelas jang semakin dewasa, program kerdja tiada habisnja, dan beberapa rentjana jang masih beroepa watjana. Semoga tetap kompak dan djaja sampai wisoeda.


Bersamboeng

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas