Memulai Kembali
Akhirnya blog
ini kembali update. Jika dirunut, sudah 4,5 tahun saya tidak ngeblog. Lhoh itu
2019 ada 5 unggahan? Sebenarnya postingan tersebut untuk kepentingan lomba
menulis yang diadakan marketplace. Yang bintang iklannya Cristiano Ronaldo,
yang kata-kata mutiaranya adalah “gratis ongkir”.
Menulis untuk
lomba dengan menulis untuk bersenang-senang tentu berbeda kenikmatannya.
Meskipun menulis untuk lomba juga menyenangkan, apalagi kalau menang hahaha.
Jadi kita anggap saja unggahan pada 9 Januari 2016 adalah post terakhir dari
blog ini ya.
Kembali ke 4,5
tahun lalu. Waktu itu, tulisan terakhir saya meratapi kepergian salah satu
harian olahraga di Indonesia. Saat itu Harian Bola memutuskan berhenti terbit
dan kembali ke edisi mingguan. Sekarang edisi mingguannya juga sudah kukut.
Tepatnya pada 26 Oktober 2018. Semoga saya masih menyimpan edisi tersebut
karena seingat saya pernah membelinya.
Memang dalam 4,5
tahun banyak perubahan yang terjadi. Waktu itu saya masih muda (sekarang juga
masih wkwkw). Kuliah juga lagi seneng-senengnya (maklum sudah tatap muka
semester terakhir). Bobot juga terbilang ideal, sekitar 55-58 kg.
Januari 2016,
Zidane baru memulai karir kepelatihannya. MU masih dipegang filsuf asal
Belanda. Trio MSN membuat Barca begitu
digdaya. Malaikat juga tahu, siapa yang jadi juaranya (Serie A &
Bundesliga). Sementara kompetisi sepakbola Indonesia masih terhenti akibat
disanksi FIFA.
Time flies,
people change. Begitu kalau kata orang-orang. Tentu bukan hanya people saja
yang berubah. Everything can change, setidaknya something. Zidane masih melatih
Real Madrid, meskipun sempat mundur pasca final UCL 2018. MU sudah ganti
pelatih 2 kali. Sepakbola Italia dan Jerman masih seperti dulu. Sementara
sepakbola Indonesia sudah berjalan dengan segala hiruk pikuknya.
Sayang sekali
jika momen-momen tersebut dibiarkan begitu saja. Untuk itu, blog ini hadir
kembali. Sekadar ikut mencatat, pemaknaan dan pemahamannya bisa lain waktu.
Tentang peristiwa, tentang harapan, tentang gagasan, sambil sesekali bahas
orang.
Ketika menulis pada
2011-2013, salah satu sumber tulisan adalah tabloid BOLA. BOLA juga pernah
memberi kaos kepada saya. Saat itu, saya tidak tahu bakal ke mana perjalanan
media olahraga ini. Ternyata pada tahun 2013 menerbitkan harian, harganya dua
ribu. Harian ternyata kurang begitu laku. Seiring waktu, akhirnya tutup buku.
Sama halnya
dengan nasib tabloid BOLA, seringkali kita tidak tahu bakal ke mana jawaban
dari sebuah pertanyaan. Chairil dalam Prajurit Jaga Malam menulis, “waktu
jalan, aku tidak apa nasib waktu.” Atau kadang orang bisa berdiplomatis, biar waktu
yang menjawab.
Pendukung MU
tentu pernah bertanya, kapan Setan Merah mengangkat trofi Liga Champions lagi? Suporter
Liverpool juga tiap tahun mengumbar pertanyaan, tahun ini apa tahun depan ya?
Atau penggemar Real Madrid yang terus bertanya kapan bisa meraih La Decima.
Tentu jawabannya berbeda-beda. Pertanyaan Real Madrid menemu jawab pasca 12
tahun, sementara Liverpool 30 tahun. Bagaimana dengan MU? Biar nanti dijawab waktu.
Sebagai penikmat
sepakbola, saya tentu juga punya pertanyaan. Jawabannya tidak harus sekarang.
Bisa lain waktu. Toh masih bisa menunggu. Semoga sempat bertemu, tepat waktu.
Hari ini, kami
resmi, memulai kembali....
Komentar
Posting Komentar