Belum ada Judul...

Denting Piano kala-jemari menari
nada merambat pelan di kesunyian malam
saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang
yang pernah terlupakan...
(Iwan Fals-Denting Piano)

Hujan ??? sebuah fase alam yang lazim terjadi. Tetapi hujan kali ini terasa berbeda dari hujan yang lain. Apa karena perasaan saja yang terlalu sentimentil? Mungkin ada juga yang beranggapan bahwa hujan selalu membawa kegalauan, mengaduk-aduk perasaan seperti saat kita menyeduh air dengan kopi instan.

Ya, hujan memang menawarkan berbagai versi bagi para penikmatnya. Ibarat sebuah lokomotif, hujan membawa berbagai gerbong yang berisi berbagai macam perasaan. Rasa sedih, haru, riang ,gembira, ataupun yang lain ada di dalam pikiran penikmatnya. Tergantung representasi dari hati kita masing-masing untuk menafsirkan hujan.

Hujan selalu membawa kita pada alam khayalan. Membuat kita mencoba meramalkan masa depan ataupun menerawang peristiwa ke belakang. Menerka-nerka berapa persen peluang dan kemungkinan untuk menang. Mencoba melawan ataupun menyerah dengan keadaan.

Dan biarkanlah tetes-tetes air tersebut tetap membasahi bumi. Karena pada dasarnya hujan memang untuk dinikmati...

Selesai sudah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas