Menatap laga Melawan Bahrain...

Perjuangan timnas untuk menuju ke Piala Dunia 2014 memang sudah pupus. Dari 5 laga yang telah dijalani, nihil point yang didapat. Dan pertandingan melawan Bahrain pada 29 Februari dapat berupa laga formalitas saja. Apalagi melihat komposisi pemain Timnas yang baru ini.

Sebagai imbas dari kisruh PSSI yang berujung pada dualisme kompetisi, Induk organisasi olahraga sepakbola tersebut memberlakukan kebijakan pelarangan pemain yang berlaga di ISL. Saat ini, Timnas berisikan pemain dari IPL. Kebijakan yang menurut PSSI adalah "potong generasi", dimana timnas yang diajukan ke Bahrain adalah timnas U-23. Padahal ada beberapa pemain yang berusia 23 tahun ke atas.

Dengan kebijakan PSSI tersebut, kita tidak dapat lagi menyaksikan permainan dari Bambang Pamungkas, Gonzales, Firman Utina, dan para pemain lain yang saat ini berlaga di ISL. Ijinkan saya mengutip pernyataan dari seorang pengamat sepakbola (bapak teman saya), "timnas kui sing ndue insting mung Gonzales karo Bambang Pamungkas, liyane mung melu-melu (timnas itu yang memiliki insting {mencetak gol} hanya {Cristian} Gonzales dan Bambang Pamungkas,yang lainnya hanya ikut-ikutan)". Bukannya bermaksud menafikan peran pemain lain, pernyataan tersebut memang benar adanya. Dari 5 laga yang telah dijalani timnas di PPD 2014, 3 gol telah dicetak. Dan aktornya adalah Cristian Gonzales (2 gol) dan BP (1 gol).

Saya tidak bermaksud untuk membuat pesimis pendukung timnas. Tetapi menjadi sebuah kerisauan jika timnas diisi hanya dari golongan tertentu saja. Bapak teman saya tadi mungkin akan bertanya pada saat laga timnas melawan Bahrain. Dimana BP ??? top skor timnas dengan 43 gol. Dimana Gonzales ??? pemain naturalisasi yang memberi banyak kontribusi.

Tapi tak apa, BP sendiri menulis artikel di laman pribadinya dengan judul "apa pentingnya nama di belakang baju itu". Sebuah artikel yang berisi sikap dan dukungan BP terhadap timnas saat ini walaupun tanpa dirinya. menurut BP, dengan adanya wajah-wajah baru di timnas akan membuat termotivasinya pemain tersebut untuk menampilkan permainan terbaik. Tetapi sisi negatifnya adalah minimnya waktu untuk berkumpul akan membuat tim mengalami kesulitan adaptasi.

Mungkin Timnas (baru) ini akan bermain lebih baik daripada timnas (lama) yang takluk 0-2 dari Bahrain di Jakarta. Atau malah lebih buruk sehingga menjadi lumbung gol di Manama. dan hari Rabu, 29 Februari nanti akan menjadi jawaban dari akibat kisruh PSSI yang masih belum terakhiri.

Selesai sudah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas