Sepak Bola adalah alat pemersatu...

Sepakbola, mungkin bagi sebagian orang adalah olahraga "kurang kerjaan" dimana ada 11 kali 2 tim berebut 1 bola di lapangan. tetapi bagi para penggemarnya, sepakbola adalah sebuah olahraga yang kaya denga filosofi hidup. Kerja sama, Fair Play, dan respect adalah nilai positif yang dapat dipetik dari melihat permainan tersebut.

Namun hal tersebut agaknya tidak terjadi di Indonesia, terlebih pada saat ini. Buntut dari perseteruan elit-elit sepakbola nasional yang melahirkan 2 kompetisi, kini muncul lagi dualisme federasi yang menaungi sepakbola.

Suka tidak suka, rela tidak rela, dualisme tersebut juga berimbas pada suporter. kini suporter Indonesia menjadi berbenturan pendapat ( bahasa ekstrim : terbelah) menyikapi permasalahan sepakbola nasional. Ada yang pro dengan PSSI, ada pula yang kontra. Perang opini dan kata-kata menjadi menjamur di berbagai media sosial. Berbagai kata baru yang mendiskreditkan pihak tertentu menjadi populer. Dari pengamatan saya di jejaring sosial, kata seperti BSH, gorengan, tim gratisan sering menjadi amunisi untuk perang opini. Ada pula teknik labeling yang menganggap pihak tertentu sebagai antek dari golongan yang berseteru.

Saya cuma berharap perang di dunia maya tersebut tidak berlanjut di dunia nyata. Buat apa kita berkonflik dengan sesama anak bangsa, sak balunge dewe. Bangsa ini sudah terlalu lelah dengan ribut-ribut. Yang diharapkan oleh suporter dan penggemar sepakbola Indonesia hanyalah prestasi, bukan kontravensi.

Contohlah Bapak Suratin. Beliau menjadikan sepakbola sebagai alat pemersatu bangsa untuk melawan pemerintah Belanda. Kita tentu ingat pada Piala Dunia 1998 pertandingan antara Iran vs AS. Para pemain kedua tim tetap bersalaman dan pertandingan berlangsung secara sportif padahal ketika itu hubungan politik kedua negara sedang memanas.

Jadi, marilah kita bersatu karena persatuan itu indah. Berbeda pendapat bukan berarti kita tak dapat bersahabat...

Selesai sudah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas