Akhir Mei di Bulan Juni












(foto: Google)

Malam ini merupakan malam terakhir di bulan Mei. Esok hari jika kita melihat kalender, Bulan Juni akan menyapa anda semua. Bulan Juni memang memberi arti tersendiri. Bagi penikmat sepakbola Juni tahun ini ada hajatan terbesar dalam dunia sepakbola Eropa, Piala Eropa. Sedangkan bagi pelajar yang tidak mengalami UN Juni merupakan bulan penentuan karena akan dihelat ulangan akhir kenaikan kelas. Bagi pelajar dan penikmat sepakbola seperti saya, harus membagi waktu antara mempersiapkan ujian sekolah dengan menonton Euro. Jadwalnya bentrok bung !!!

Selain itu, bagi penikmat sepakbola nasional, 15 Juni akan menjadi hari terakhir untuk mengakhiri kisruh yang terjadi di tubuh federasi sepakbola Indonesia. FIFA sebagai induk organisasi sepakbola di dunia telah memberi tenggat waktu pada PSSI. Hanya ada 2 pilihan, rekonsiliasi atau banned. Jika tak mau rekonsiliasi, ya dibanned. Jika tak mau dibanned, ya harus rekonsiliasi. Siap-siap hitung mundur menuju 15 Juni saja deh
.
Bulan Mei, tepatnya tanggal 27 menjadi hari berkabung bagi dunia sepakbola Indonesia. 3 nyawa manusia menjadi korban ketika menonton pertandingan sepakbola. Saya berharap semoga peristiwa ini menjadi peristiwa terakhir di Indonesia. Sudah selayaknya sepakbola dikembalikan lagi pada semangat fair play, sportifitas, dan persahabatan. Sepakbola Indonesia sedang berjalan ke arah sepakbola industri, dimana sepakbola menjadi sebuah hiburan yang berkualitas bagi para penikmatnya. Jika masih ada peristiwa kekerasan dalam sepakbola, bukankah sepakbola kita mengalami kemunduran.

Sudah saatnya suporter di Indonesia ditanamkan nilai-nilai “football for unity”. Sepakbola haruslah menjadi alat pemersatu, jangan hanya ribut terus. Suporter juga harus paham, rivalitas di lapangan hijau cukup 2x45 menit dan hanya 2x11 orang saja, selebihnya kita satu Indonesia. Jangan sampai suporter malah melakukan tindakan yang justru merugikan klubnya sendiri. Misal, ada kerusuhan dan klubnya dihukum tanpa penonton, mau dapat darimana pemasukan klub tersebut?

Mengutip pernyataan idola saya, mas Bambang Pamungkas,” Sepakbola harusnya tidak semahal itu dan tidak seharusnya hanya karena demi fanatisme yang sempit harus jatuh korban jiwa." Kita pun berharap agar ada perdamaian antar suporter demi terwujudnya iklim sepakbola Indonesia yang damai, kompetitif dan menghibur semua masyarakat.

Ada beberapa harapan di bulan Juni 2012. Pertama, nasib sepakbola Indonesia menjadi jelas. Saya harap terjadi rekonsiliasi. Kedua, ujian sukses dan jagoan saya di euro ( Jerman atau Portugal) menjadi juara. Dan yang terakhir, tidak ada lagi kekerasan dalam sepakbola Indonesia...

Selesai sudah...

Dab Pandu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas