Masih Gak Percaya dengan Metafisik?


Setelah melalui 31 laga, Piala Eropa 2012 telah menemukan juaranya. Adalah Spanyol yang kembali meraih tropi setelah tahun 2008 meraihnya. Di partai puncak Spanyol menghempaskan negeri pizza Italia dengan skor yang fantastis, 4-0. Hasil tersebut membuat tersenyum para gambler yang menjagokan Spanyol, termasuk Dab Pandu. Padahal Dab Pandu tidak ikut bertaruh, hanya memberi rekomendasi.

Minggu siang, sehabis futsal Dab Pandu sempat menawarkan rekomendasi kepada kaum gambler kecil-kecilan. Ketika itu mereka akan menjagokan Italia (kemarin Italia banyak diunggulkan, menurut pengamatan saya),  Dab Pandu mencoba memberi pencerahan kepada kaum gambler tersebut agar memilih Spanyol saja. Ketika itu metafisik dijadikan sebagai acuan dalam memberi referensi tersebut.

Mengapa harus metafisik? Secara teknik kedua tim memiliki komposisi yang berimbang. Kiper sama bagusnya, bek sama tangguhnya, lini tengah sama kreatifnya, dan penyerang sama tajamnya. Karena galau berkepanjangan menentukan juara, Dab Pandu menggunakan ilmu metafisik. Dan pemikiran Dab Pandu sama dengan halaman sebuah jejaring sosial yang menebak Spanyol juara karena ilmu  metafisik. Isi analisanya adalah sebagai berikut.

Tapi, Minggu masuk ke Senin pagi nanti, adalah secara metafisik memasuki hari dari warna PUTIH ke MERAH. Di mana, warna tersebut milik Spanyol, bukan milik Italia yang dipastikan akan menggunakan kostum Biru, dengan celana Putih.

Artinya, gelar juara Eropa hanya milik negara yang menggunakan kostum warna MERAH, karena, Minggu, tanggal 1 Juli 2012 secara tahun Jawa, adalah LEGI (warna putih). Namun, karena waktu kota Kiev (Ukraina) - sudah menunjukkan hari menuju Senin, 2 Juli 2012 sebagai hari PAHING, maka warna MERAH sebagai penentu siapa negara yang membawa piala Eropa musim ini.

Hasilnya, Spanyol juaranya bung. Kalau begini, apakah anda masih gak percaya dengan metafisik?

Selesai sudah...

Dab Pandu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas