Merger PSIM, Mungkinkah?

Bagi pendukung setia PSIM Yogyakarta di manapun berada, pastinya akan kaget sekaligus bertanya-tanya mengenai wacana merger PSIM-PSS yang dimuat di beberapa surat kabar yang terbit di daerah DIY-Jateng. Wacana tersebut tentu saja menimbulkan pro dan kontra bagi para pendukung PSIM. Ada yang berharap dengan merger krisis keuangan PSIM dapat teratasi. Tetapi bagi yang kontra, wacana merger tersebut tidak realistis karena kultur suporter kedua klub dan tentu saja faktor sejarah PSIM.

Berbicara mengenai sejarah, PSIM adalah klub tertua di kancah persepakbolaan DIY. Dulu sepakbola Mataram hanya satu, PSIM. Baru di tahun 1967 berdirilah klub sepakbola di kabupaten Bantul yang bernama Persiba. 9 tahun kemudian lahirlah klub PSS Sleman yang kini diwacanakan akan merger dengan PSIM. Faktor sejarah dan “warisane simbah” inilah yang membuat sebagian besar pecinta PSIM menolak wacana merger tersebut.

Kembali ke masalah merger, wacana tersebut dikeluarkan setelah melihat perjalanan PSIM di musim lalu. Dengan segala persoalan finansial, akhirnya PSIM berhasil menyelesaikan kompetisi dan menjadi peringkat 4 divisi utama PT Liga Indonesia. Sebuah pencapaian yang cukup membanggakan, mengingat selangkah lagi PSIM lolos ke ISL. 

Untuk persiapan musim yang akan datang, ternyata masih samar. Sehingga muncul wacana merger tersebut. Untuk itu, mari kita sama-sama mencari solusi agar PSIM tidak lagi mengalami kesulitan keuangan dan wacana merger akan hilang dengan sendirinya. Ada beberapa wacana dari saya untuk PSIM dan para suporternya.

1. untuk mengarungi kompetisi di divisi utama, pasti menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Angka 3-5 miliar dalam satu musim pasti habis untuk sekedar berkompetisi di divisi utama. Jika ingin promosi ke ISL, maka biaya bisa bertambah, jadi sekitar 6-7 miliar. Pos pengeluaran terbesar dalam anggaran tersebut tentunya untuk mengontrak pemain, setelah itu biaya akomodasi, bonus, catering, dll. Melihat kondisi keuangan PSIM, nampaknya PSIM harus mengontrak pemain dengan harga yang tidak terlalu tinggi. Mengontrak pemain muda dan anggota PSIM junior tentu lebih realistis. Suporter juga harus bersabar, karena pemain muda biasanya minim pengalaman.Musim pertama biasanya akan terseok-seok  .Tunggu 2-3 tahun dengan komposisi skuad yang tidak banyak berubah maka PSIM akan menjadi tim yang solid dan mampu berbicara banyak di divisi utama sehingga nanti akan lolos ke ISL. Perlu diketahui, di tahun 2014/2015 nanti akan dibentuk lagi liga baru dengan persyaratan yang lebih ketat lagi.

2.Kepada para pecinta PSIM, apakah kita perlu membuat PSIM card? Ya semacam kartu membership PSIM dengan segala kemudahan-kemudahan tertentu. Kartu ini tidak akan mengecilkan peran wadah suporter. Tetapi bisa mempermudah wadah suporter untuk mendapatkan segala hal yang berbau PSIM. Sebagai contoh (maaf ya kalau salah contoh) sebuah idol grup bernama JKT48 mengeluarkan kartu Official Fans Card (OFC) yang biaya registrasinya saja Rp 100.000 dan biaya bulanan 12 kali Rp10.000= Rp 120.000. jadi untuk memiliki kartu OFC JKT48 harus membayar Rp 220.000. dengan kartu tersebut, pemilik OFC dapat berbagai kemudahan dalam hal-hal tertentu. Misal pemesanan tiket teater. JKT48 juga menerbitkan berbagai marchendise resmi, mulai dari kaos, foto, lightstick, sampai yang terbaru menerbitkan official guide book yang berisi profil mereka.  Cara tersebut mungkin bisa diadopsi oleh PSIM dengan menerbitkan berbagai macam marchendise. Saya juga bermimpi suatu saat nanti PSIM akan menerbitkan sebuah buku yang berisi perjalanannya dimulai dari tahun 1929 sampai sekarang. sebuah buku yang menjadi pengingat akan pentingnya “warisane simbah” yang harus dilestarikan sampai kapanpun.

3. bagi para pecinta PSIM, agaknya kita harus tetap menunggu apakah wacana merger akan direalisasikan atau tidak. Kita tunggu keputusan resminya seperti apa. semoga PSIM tetaplah PSIM, tidak ada embel-embel lain. Walaupun berlaga di divisi terbawah pun, PSIM tidak akan kehilangan para pendukungnya. Dan bagi yang punya kenalan, bos, ataupun saudara yang banyak duit tetapi cinta sepakbola, mungkin  bisa membantu merekomendasikan agar PSIM bisa memiliki sponsor.

Selesai sudah, Aku Cinta PSIM Tanpa Batas

Pendukung PSIM generasi 95

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas