Edisi Spesial 1 Tahun Leyeh-Leyeh di Blog

Hari ini, 12 Oktober 2012 ada 2 peringatan yang diadakan di negeri ini. Pertama, hari ini tepat 10 tahun tragedi Bom Bali. Sebuah peristiwa yang menyebabkan hilangnya korban jiwa sebanyak 202 orang. Dan yang kedua, hari ini adalah peringatan 1 tahun blog Pandu Sahabat Satwa “mengudara” di kancah dunia persilatan. Sebentar, saya mau potong kue dulu, wehehe.

Sebetulnya blog  ini sudah ada sejak tahun 2009. Tetapi karena dulu tidak punya ide menulis akhirnya blog ini dibiarkan nganggur saja. Baru pada 12 Oktober 2011 blog ini memiliki tulisan pertamanya. Oleh karena itu, melalui musyawarah admin (walaupun adminnya cuma saya seorang, wehehe) 12 Oktober dijadikan sebagai hari lahir blog Pandu Sahabat Satwa.

Awalnya saya tidak punya hobi menulis. Tetapi banyak pikiran di kepala yang jika tidak diungkapkan hanya akan menjadi jerawat. Daripada saya koleksi jerawat lebih baik saya menulis, syukur-syukur ada yang mengapresiasi.

Hal yang saya tulis tidak jauh dari dunia saya sehari hari. Sebagai seorang siswa yang sudah terkena candu sepakbola, 2 topik (sekolah dan sepakbola) itulah yang sering menghiasi blog ini. Klub kebanggaan saya, PSIM seringkali menjadi inspirasi yang dapat dijadikan tulisan. Untuk topik lain seperti masalah negara, agak jarang saya menulisnya. Masalah cinta? Emmm, no comment dah
.
Seperti pada ulang tahun kebanyakan, tentunya saya memiliki harapan kedepannya. Harapan utama saya semoga PSIM tetap abadi, tidak ada kendala apapun dalam mengikuti kompetisi. Berlaga di divisi utama ataupun ISL tidak masalah, karena PSIM bagi kami lebih dari urusan menang kalah. PSIM adalah warisane simbah. Maka dari itu, keberadaannya tidak boleh “diowah-owah”.

Harapan kedua adalah,semoga “geger kartosura” yang terjadi di sepakbola nasional segera diakhiri. Lebih baik kedua pihak segera melakukan rekonsiliasi. Utamakanlah kepentingan negara diatas kepentingan pribadi. Saya tak pernah putus harapan agar suasana sepakbola nasional kondusif lagi, agar lebih mudah untuk meraih prestasi.

Yang ketiga, saya berharap supaya kita semua para siswa yang sudah berada pada kelas 12 dapat menempuh ujian nasional dengan sukses, adem ayem dan lancar jaya. Tidak ada hambatan dan semua lulus dengan nilai yang memuaskan. Aminn!

Dengan hati ikhlas dan pikiran jernih perkenankanlah saya Pandu Sahabat Satwa untuk berterima kasih kepada anda semua yang sudah bersedia mampir ke blog ini. Saya hanya dapat “menyuguh” dengan tulisan-tulisan yang mutunya masih dapat diperdebatkan. Apabila dalam sebuah post saya terdapat kata yang kurang berkenan di hati anda, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Dan sebagai “bonus”, saya lampirkan foto sang admin. Foto ini diklaim sebagian orang merupakan perpaduan antara Cristian Bautista dan pesepakbola Real Madrid asal Brazil, Kaka .Bagi yang mau nge-print silahkan. Gratis dan tanpa royalti. Mungkin berguna untuk menakut-nakuti tuyul. Wehehe




Selesai sudah, aku cinta padamu tanpa batas


Dab pandu

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Suratan nasib dan kuasa Gusti Allah Ta’ala seringkali membawa kita kembali pada tempat yang pernah disinggah. Setelah sekian lama dan jauh melangkah. Ibarat membaca sebuah buku dan sudah sampai bab dua satu, sejenak mundur lagi ke bab tujuh belas. Suatu hal yang kadang tak disangka, namun harus dijalani. Karena satu urusan, saya kembali ke satu tempat yang sering disinggahi sembilan tahun lalu. Seperti tempat lain pada umumnya, ada yang berubah, meskipun pada sudut-sudut tertentu masih tetap. Satu dua memori lama kembali muncul. Bak dua sisi koin, terang dan gelap. Semangat pun bisa naik turun. Sesekali surut, kadang juga meluap. Ada yang mulur , ada juga yang mungkret . Saya jadi ingat dialog idola saya Jose Mourinho saat menceramahi pemainnya. “ Yesterday i was twenty, and today im fifty sixth. Time flies.” Mungkin saya akan tulis dalam postingan lain karena hal tersebut sangat menarik. Yaps, dalam dialog tersebut Mou dengan cerdasnya menggambarkan waktu yang berlalu sangat cepa
Baca selengkapnya

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Malam minggu beberapa waktu lalu saya melihat klub yang saya suka, Real Madrid melakoni lanjutan laga La Liga. Kali ini mereka menjamu Huesca di stadion Alfredo di Stefano. Sempat kesulitan di awal pertandingan, Los Blancos menutup pertandingan dengan skor 4-1.   Hazard menyumbang sebiji gol, Fede Valverde 1 gol, dan sisanya dibikin the one and only , Lord Karim Benzema. Memang menyenangkan melihat Real Madrid menang. Apalagi permainan klub yang diasuh Zidane ini sering tak pasti. Satu pertandingan main bagus, lalu laga selanjutnya blong. Kadang ciss, kadang amsyong. Pasca pertandingan lawan Huesca, performa tim naik turun. Sampai ada rumor Zidane bakal dipecat. Namun akhirnya Real Madrid berhasil memperbaiki permainan dan terakhir mereka menang 6 kali beruntun. Melihat tim yang tidak stabil sangat tidak sehat bagi kesehatan jantung. Hal seperti ini mengaduk-aduk perasaan para penggemar. Saya tak hendak membahas bagaimana Real Madrid mengalahkan Huesca. Ketika mendengar nama Huesca
Baca selengkapnya

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas

Tiba juga akhirnya. Di ujung penghabisan tahun. Saat tulisan ini diposting, mungkin kita semua sedang dalam masa peralihan. Semua memiliki cara sendiri untuk melewatinya. Ada yang berkumpul dengan kolega, ada pula yang memilih untuk berdiam diri sambil membuat catatan-catatan singkat. Akhir tahun ini memang waktunya untuk mengingat dan berharap. Mengingat yang sudah terjadi, berharap untuk esok hari. Ada sekat antara ingat dan harap. Tentang hal yang sudah terjadi dengan sesuatu yang belum pasti. Saya jadi teringat sebuah bagian dari puisi Chairil dalam Karawang-Bekasi. Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian . Apa yang ditulis Chairil cukup menggambarkan suasana politik pada masa itu. Pada saat itu, pasukan republik terus terdesak dan wilayah yang dikuasai semakin sempit. Namun semangat untuk melawan tidak pernah surut. Para pemuda dengan mimpi-mimpi kemerdekaan ini terus berjaga. Di garis batas 1948/1949, Indonesia juga baru saja kena agresi kedua. Saya jadi terin
Baca selengkapnya