Postingan

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas

Tiba juga akhirnya. Di ujung penghabisan tahun. Saat tulisan ini diposting, mungkin kita semua sedang dalam masa peralihan. Semua memiliki cara sendiri untuk melewatinya. Ada yang berkumpul dengan kolega, ada pula yang memilih untuk berdiam diri sambil membuat catatan-catatan singkat. Akhir tahun ini memang waktunya untuk mengingat dan berharap. Mengingat yang sudah terjadi, berharap untuk esok hari. Ada sekat antara ingat dan harap. Tentang hal yang sudah terjadi dengan sesuatu yang belum pasti. Saya jadi teringat sebuah bagian dari puisi Chairil dalam Karawang-Bekasi. Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian . Apa yang ditulis Chairil cukup menggambarkan suasana politik pada masa itu. Pada saat itu, pasukan republik terus terdesak dan wilayah yang dikuasai semakin sempit. Namun semangat untuk melawan tidak pernah surut. Para pemuda dengan mimpi-mimpi kemerdekaan ini terus berjaga. Di garis batas 1948/1949, Indonesia juga baru saja kena agresi kedua. Saya jadi terin

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Suratan nasib dan kuasa Gusti Allah Ta’ala seringkali membawa kita kembali pada tempat yang pernah disinggah. Setelah sekian lama dan jauh melangkah. Ibarat membaca sebuah buku dan sudah sampai bab dua satu, sejenak mundur lagi ke bab tujuh belas. Suatu hal yang kadang tak disangka, namun harus dijalani. Karena satu urusan, saya kembali ke satu tempat yang sering disinggahi sembilan tahun lalu. Seperti tempat lain pada umumnya, ada yang berubah, meskipun pada sudut-sudut tertentu masih tetap. Satu dua memori lama kembali muncul. Bak dua sisi koin, terang dan gelap. Semangat pun bisa naik turun. Sesekali surut, kadang juga meluap. Ada yang mulur , ada juga yang mungkret . Saya jadi ingat dialog idola saya Jose Mourinho saat menceramahi pemainnya. “ Yesterday i was twenty, and today im fifty sixth. Time flies.” Mungkin saya akan tulis dalam postingan lain karena hal tersebut sangat menarik. Yaps, dalam dialog tersebut Mou dengan cerdasnya menggambarkan waktu yang berlalu sangat cepa

2021: Sebuah Catatan Singkat

Tidak terasa 2021 akan segera berakhir. Pada saat tulisan ini diketik, Indonesia bagian timur sudah menyambut tahun baru. Ketika tulisan ini selesai diketik, Indonesia bagian tengah sudah menandai almanaknya dengan 1 Januari 2022. Barangkali ketika dibaca, Indonesia bagian barat juga sudah mengganti dan membuang kalender 2021. 12 bulan berlalu, 365 hari satu per satu terlewati. Tentu banyak momen dan peristiwa yang terjadi.  Baik susah maupun senang, suka ataupun duka. Seperti halnya lagu Kuldesak: "menangis, tertawa semua tak bisa dihindari". Sebetulnya saya ingin membuat banyak tulisan untuk setiap peristiwa yang terjadi. Atau menyambut momen-momen tertentu. Sayangnya, keinginan tersebut hanya berakhir di draft  Microsoft Word. Atau beberapa malah tersimpan dalam catatan WA. Terarsip dalam potongan-potongan kecil yang siap disambung. Kadangkala saya buka kembali, tapi rasanya tidak ada dorongan untuk melanjutkan. Serasa kurang relevan jika dirajut sekarang. Yah, tulisan wak

For Ongoing December

Sudah Desember lagi. Bagi saya pribadi, bulan ini menjadi yang paling dinanti. Bulan yang menenangkan, juga menyenangkan. Bulan yang lekat dengan hujan. Hujan bisa datang pergi setiap hari. Membuat basah dan kadangkala timbul resah. Apalagi saat kita di luar rumah, meninggalkan jemuran sementara hujan menyerang haha. Bulan Desember merupakan saat yang tepat, untuk berhenti dan rehat sejenak. Sambil melongok ke belakang, tentang apa yang sudah dijalani dalam sebelas bulan sebelumnya. Seperti biasa, tidak ada yang sempurna. Pasti ada momen gembira, ada juga saat duka lara. Baik susah maupun senang seperti sudah menjadi ketentuan yang dipergilirkan. Jadi semuanya cukup disikapi dengan biasa-biasa saja. Desember tahun lalu masih ingat sekilas, pada tanggal 31 saya sempat mengabadikan langit di daerah Pundong. Langit akhir dekade karena 2019 merupakan penutup dasawarsa sejak 2010. Momen yang baru bisa diulang per 10 tahun. Di bulan Desember saya juga mendapat kalender 2020 dari percetakan

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Malam minggu beberapa waktu lalu saya melihat klub yang saya suka, Real Madrid melakoni lanjutan laga La Liga. Kali ini mereka menjamu Huesca di stadion Alfredo di Stefano. Sempat kesulitan di awal pertandingan, Los Blancos menutup pertandingan dengan skor 4-1.   Hazard menyumbang sebiji gol, Fede Valverde 1 gol, dan sisanya dibikin the one and only , Lord Karim Benzema. Memang menyenangkan melihat Real Madrid menang. Apalagi permainan klub yang diasuh Zidane ini sering tak pasti. Satu pertandingan main bagus, lalu laga selanjutnya blong. Kadang ciss, kadang amsyong. Pasca pertandingan lawan Huesca, performa tim naik turun. Sampai ada rumor Zidane bakal dipecat. Namun akhirnya Real Madrid berhasil memperbaiki permainan dan terakhir mereka menang 6 kali beruntun. Melihat tim yang tidak stabil sangat tidak sehat bagi kesehatan jantung. Hal seperti ini mengaduk-aduk perasaan para penggemar. Saya tak hendak membahas bagaimana Real Madrid mengalahkan Huesca. Ketika mendengar nama Huesca

Mendengarkan The Trees and The Wild

Gambar
sumber gambar:  https://rtc.ui.ac.id/2016/08/10/album-review-the-trees-the-wild-rasuk/ Beberapa waktu ini saya sering mendengarkan lagu dari The Trees and The Wild (selanjutnya disebut TTATW). Ini bukan band luar, melainkan Indonesia, khususnya Bekasi (kecuali Bekasi masih dianggap masuk planet atau galaksi lain hehe). Saya mengenalnya sekitaran tahun 2016 atau 2017. Pokoknya waktu mengerjakan tugas akhir skripsi yang tak kunjung selesai itu saya mulai mendengarkan band dengan kekuatan lima personil ini. Perkenalan saya dengan band ini tidak sengaja. Awalnya dari Midnight Quickie, sebuah grup yang mengusung aliran musik EDM. Saat berangkat ke kampus, baliho dari Midnight Quickie sering terpampang nyata di pertigaan Kolombo. Dekat kantor polisi itu, hadap ke barat. MQ saat itu masih beranggotakan tiga orang personil, kalau sekarang hanya tinggal dua. Waah menarik ini, begitu pikiran saya waktu itu. Ndilalah vokalis Midnight Quickie juga vokalis TTATW. Berawal dari lihat Youtube Mi

Memulai Kembali

Akhirnya blog ini kembali update. Jika dirunut, sudah 4,5 tahun saya tidak ngeblog. Lhoh itu 2019 ada 5 unggahan? Sebenarnya postingan tersebut untuk kepentingan lomba menulis yang diadakan marketplace. Yang bintang iklannya Cristiano Ronaldo, yang kata-kata mutiaranya adalah “gratis ongkir”. Menulis untuk lomba dengan menulis untuk bersenang-senang tentu berbeda kenikmatannya. Meskipun menulis untuk lomba juga menyenangkan, apalagi kalau menang hahaha. Jadi kita anggap saja unggahan pada 9 Januari 2016 adalah post terakhir dari blog ini ya. Kembali ke 4,5 tahun lalu. Waktu itu, tulisan terakhir saya meratapi kepergian salah satu harian olahraga di Indonesia. Saat itu Harian Bola memutuskan berhenti terbit dan kembali ke edisi mingguan. Sekarang edisi mingguannya juga sudah kukut . Tepatnya pada 26 Oktober 2018. Semoga saya masih menyimpan edisi tersebut karena seingat saya pernah membelinya. Memang dalam 4,5 tahun banyak perubahan yang terjadi. Waktu itu saya masih mud