Kembalinya Sang Pangeran Jahe...


(foto separo badan dari Google)

Laga derby Manchester memang telah berakhir. Setan merah pun menjadi pemenang dan berhak melenggang ke babak 4 piala FA. Tetapi yang menjadi bonus dari laga tersebut adalah kembalinya seorang pemain di kubu setan merah. Pemain yang menjadi legenda dan sempat menyatakan pensiun pada akhir musim lalu dan akhirnya kembali bermain. Bukan dengan nomor 18, tetapi dengan nomor punggung baru 22. Pemain tersebut adalah Paul Scholes.

Kembalinya sang jenderal lapangan tengah memang mengagetkan semua pihak. MU sempat dikabarkan mendatangkan beberapa nama untuk mengisi lini tengah mereka yang keropos akibat badai cedera. Nama beken seperti Wesley Sneijder ataupun Frank Lampard dikabarkan siap merapat ke Old Trafford. Tak disangka, MU justru memanggil kembali pensiunan mereka. .Wayne Rooney yang notabene pemain MU saja terkejut ketika mengetahui Scholes akan main di derby Manchester, apalagi saya yang hanya mendukung MU dari layar kaca.

Agaknya saya harus merevisi tulisan saya dulu yang menyebutkan bahwa generasi class of 92 yang bermain di MU hanyalah tinggal Ryan Giggs seorang (baca juga artikel berjudul Ryan Giggs). Dengan hadirnya pangeran jahe, setidaknya MU memiliki 2 legenda hidup yang masih bermain untuk klub kebanggaan kota Manchester ini. 2 legenda yang menjadi saksi dari kajayaan setan merah selama ini.

Sama seperti Giggs, loyalitas Scholes terhadap setan merah tidak perlu diragukan lagi. Mengawali debut di tahun 1994, Scholes telah mengoleksi 677 caps bersama setan merah. Selama penampilannya itu, ia telah menjaringkan 150 gol. Ia juga telah meraih banyak prestasi dengan MU. Gelar juara BPL, Liga Champions, Piala FA, Piala Carling, Comunity Shield, sampai Piala Dunia Antarklub pernah ia rasakan. Tetapi kehebatannya di klub tak menjalar ke Timnas Inggris. Selama ia berkarir di timnas sampai memutuskan pensiun dari timnas di tahun 2004, ia tidak mampu menyumbangkan satu gelar pun bagi negaranya.

Bermain sebagai gelandang tengah, Scholes merupakan kreator dari penyerangan MU selama ini. Umpan-umpannya yang berkualitas ditambah kepiawaiannya mengatur tempo membuat Pangeran Jahe tak tergantikan posisinya di MU. Hal ini terbukti dari lemahnya lini tengah MU setelah pensiunnya Scholes bulan Mei 2011. Pemain seperti Darren Fletcher, Carrick, Anderson,ataupun Tom Cleverley belum mampu menggantikan peran Scholes. Tetapi dengan comebacknya sang jenderal, kesulitan tersebut kini dapat teratasi.

Dengan usia yang tidak muda lagi, Scholes dapat bermain meniru gaya permainan Ryan Giggs. Gaya bermain Giggs terkenal sangat efektif. Ia hanya mencari posisi kosong untuk menerima umpan, kemudian memberikan umpan matang pada pemain lain. Dengan begitu kendala stamina akan dapat teratasi. Scholes juga harus mengubah sikap temperamennya. Tak jarang ia mendapat kartu merah akibat permainan kerasnya.

Yang terpenting, dari kembalinya Scholes mengisi lini tengah MU membuat tim setan merah akan semakin kuat dan tetap dijadikan favorit juara BPL musim ini. Kembalinya Scholes juga memacu motivasi dari pemain muda MU untuk tampil lebih semangat lagi. Para pendukung MU kini bisa berkata, "welcome back home, Scholes"...

Selesai sudah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas