Awal Ramadan


Sebelum terjadi polemik tentang penulisan ramadan yang bisa menjadi geger ambarketawang setelah rame-rame soal tempat kelahiran Bung Karno, ada baiknya saya cegah di awal. Berdasarkan KBBI, ramadan ditulis dengan ejaan ramadan, bukan ramadhan. Dengan demikian, segala perdebatan tentang penulisan ramadan sudah bisa diselesaikan.

Awal ramadan tahun ini jatuh di hari sama. Beberapa tahun belakangan kan sering beda. Ada pihak yang mulai puasa lebih dulu, disusul pihak lain yang sehari kemudian.  Ndak masalah, biasa-biasa saja, hal seperti itu tidak perlu dijadikan polemik. Bangsa ini sudah kakean polemik yang tidak perlu. Disaat negara lain sudah mempersiapkan pergi ke bulan, negara kita masih ribut dengan Soekarno lahir di Blitar/Surabaya, Jokowi boleh pakai seragam militer atau tidak.

Awal ramadan. Semua pihak tentu bersiap-siap. Kita menyiapkan diri agar dapat menjalani laku ibadah dengan baik. Mushola dan masjid dipersiapkan sedemikian rupa untuk menyambut jamaahnya. Pasar ramadan ada dimana-mana dan menyediakan aneka kebutuhan berbuka puasa. Bakul mercon pun bersiap-siap. Stok mercon kini telah dipersiapkan agar mampu memenuhi permintaan dalam negeri. Jangan sampai kita impor mercon dari negara lain. Nggak berdikari itu.

Tidak mau kalah dengan bakul mercon, Pemerintah juga bersiap. Mereka waspada agar harga kebutuhan pokok tidak bergerak dengan liar. Kalau toh naik, ya naik dengan sewajarnya saja. Bank Indonesia juga siap. Siap menggebyur masyarakat dengan uang tunai untuk memenuhi permintaan masyarakat akan uang yang  biasanya naik saat ramadan maupun lebaran.

Di awal ramadan, masjid dan tempat peribadatan biasanya penuh sesak. Namun seiring berjalannya waktu, jamaah di masjid biasanya akan susut sedemikian rupa. Pada akhir ramadan, yang rame malah pusat perbelanjaan dengan segala macam diskonnya.  Pada awal ramadan, kadangkala kita masih merasa ini hari biyasa. Jadi ada yang lupa makan minum saat puasa.

Satu lagi yang khas di awal ramadan, tema ceramah biasanya berkaitan tentang puasa. Tidak lupa pula Al Baqarah 183 menjadi rujukan dimana-mana. Kecuali di masjid saya tadi malam, dimana khatibnya membahas tentang sumpah selain atas nama Allah.

Demikin saja, selamat menjalani awal ramadan. Semoga puasa kita diterima Allah SWT dan kita bukan termasuk golongan yang merugi.
Selesai sudah

P.B                   


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Akhir Tahun: 2022, Kembali dan Mengingat Mourinho

Melihat Huesca, Mengingat Chairil

Catatan Akhir Tahun: Di Garis Batas